Entah kapan atau bagaimana sejarah terciptanya elod, tapi
bagi yang penasaran silahkan klik disini. Sudah ada beberapa orang yang
membahas tentang elod atau tinggal googling aja deh, bahkan sudah ada yang
jualan juga tuh.
Makanan ini terkenal di tataran sunda, mungkin karena di
daerah itu banyak bahan bakunya yaitu singkong atau ketela. Dari artikel
sebelumnya elod sendiri sebenarnya limbah dari pembuatan tepung tapioka.
Beberapa pabrik yang belum tahu atau tidak memanfaatkan elod ini kebanyakan
mereka membuangnya. Namun di daerah saya banyak orang berduyun-duyun ketika
pabrik sedang membuang cairan encer dan elod.
Kita lanjut pada pengolahan elodnya. Sampai menjadi kerupuk
ada beberapa tahapan yang harus dilalui, adapun tahapannya adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan, setelah kita mendapatkan elod yang di
tampung dalam ember (elod tuh bentuknya cairan) kita harus membersihkannya
terlebih dahu. Adapun caranya yaitu dengan cara menembahkan air bersih beberapa
gayung (secukupnya) kemudian diaduk dan didiamkan beberapa jam sampai air dan
cairan eod itu terpisah, biasanya kotoran akan terangkat oleh air ke atas.
Setelah itu kita buang air tersebut beserta kotorannya. (ini sebenarnya teknik
rahasia ibu) hehe.
2. Pemberian bumbu, nah disini bagi yang sudah biasa pasti deh tahu takaran bumbunya tapi itu disesuaikan sama selera dan
rahasia produksi elod, sebagai gambarannya biasanya dikasih bumbu berupa irisan
bawang merah, mecin, garam dll.
3. Pengolahan di atas wajan, sebenarnya saya kurang
tahu nama yang pas untuk proses ini makanya di sebut pengolahan di atas wajan.
Proses disini dimulai dari dari menuangkan larutan elod ke wajan yang berada di
atas bara api, kemudian di aduk-aduk sampai larutan tersebut berubah bentuk
menjadi bentuk yang lengket seperti lem. Hhe. Pengadukan disini harus
menggunakan tenaga yang kuat karena cukup berat dan harus terus diaduk supaya
tidak mengering dan gosong. Pengadukan berlangsung sampai berwarna kekuningan.
4. Pencetakan, setelah elod matang maka api di
matikan dan elod diambil sedikit demi sedikit untuk di cetak.
5. Penjemuran, setelah di cetak elod tersebut
lansung di jemur di bawah terik matahari. Kalau bisa proses ini harus kering
dalam sehari, karena jika ada hujan dan penjemuran tidak kering maka pada elod
akan timbul jamur.
6. Pengorengan, kerupuk yang sudah kering bisa
langsung di goreng dalam minyak panas. Proses ini sama saja dengan menggoreng
kerupuk pada umumnya.
7. Packing atau langsung di konsumsi, setelah di
goreng elod bisa langsung di goreng atau bisa juga di packing untuk dijual.
No comments:
Post a Comment